Yogyakarta (MAN 1 Yogya) – Permainan dakon merupakan salah satu ikon budaya tradisional yang lekat dengan masa kecil anak-anak Nusantara. Permainan yang mengandalkan strategi dalam mengumpulkan kecik sebanyak-banyaknya ini dulu menjadi sumber keceriaan di tengah lingkungan yang sederhana. Di era digital seperti sekarang, Festival Literasi Alnesa (Felisa) menghadirkan kembali keseruan permainan dakon pada Kamis (24/04/25), sebagai bentuk pelestarian budaya sekaligus sarana hiburan yang edukatif.
Felisa memodifikasi cara bermain dakon agar lebih menarik dan menantang. Jika biasanya dakon dimainkan satu lawan satu, kali ini formatnya diubah menjadi permainan tim. Satu tim berisi enam orang yang bermain secara bergantian melawan tim lain dengan sistem giliran. Setiap pemain memutar kecik satu kali hingga habis, lalu digantikan oleh anggota tim berikutnya, dan begitu seterusnya hingga permainan selesai. Meskipun cara mainnya sedikit berubah, tujuan utamanya tetap sama, yaitu mengumpulkan kecik sebanyak-banyaknya.
“Awalnya memang agak sedikit tricky karena harus gantian sama satu tim. Tapi lama-lama jadi enjoy dan seru karena harus komunikasi biar nggak salah strategi,” ujar salah satu peserta.
Melalui permainan dakon yang dikemas ulang ini, Felisa berhasil membangkitkan kembali semangat kebersamaan dan sportivitas di kalangan siswa. Tak hanya seru, permainan ini juga menjadi jembatan yang menyenangkan untuk mengenal budaya lokal di tengah gempuran teknologi modern. Harapannya, tradisi seperti dakon tak hanya menjadi kenangan, tapi juga tetap hidup dan dicintai oleh generasi muda. (sab)