Yogyakarta (MAN 1 Yogya) - Dua guru Bimbingan Konseling MAN 1 Yogyakarta mengikuti kegiatan Sosialisasi Edukasi bertema “Pengenalan Gejala & Tanda Dini Kanker Pada Anak serta Menguatkan Self-Esteem dan Penerimaan Diri Remaja dalam Menghadapi Tekanan Sosial dan Bullying di Dunia Digital.” Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Cabang Yogyakarta bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (DISDIKPORA) DIY, pada Selasa (11/11/2025), bertempat di Ballroom Hotel Hyatt Yogyakarta.
Dalam kegiatan tersebut, MAN 1 Yogyakarta diwakili oleh dua guru Bimbingan Konseling, yaitu Farah Husna, M.Pd. dan Sapta Purnawati, S.Pd. Keduanya hadir sebagai peserta aktif sekaligus perwakilan madrasah dalam kegiatan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pendidik terhadap isu kesehatan anak serta kesejahteraan psikologis remaja.
Kegiatan sosialisasi ini menghadirkan dua narasumber ahli dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yaitu Dr. dr. Budi Pratiti, Sp.K.J., Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, dan dr. Pudjo Hagung Widjanto, Ph.D., Sp.A., Subsp.H.O., Dokter Spesialis Anak Konsultan Hemato-Onkologi. Kedua narasumber memberikan pemaparan mendalam mengenai pentingnya deteksi dini kanker pada anak serta pendekatan psikologis dalam membangun self-esteem dan penerimaan diri remaja di tengah tekanan sosial dan tantangan dunia digital.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta, khususnya tenaga pendidik, mampu menerapkan hasil sosialisasi dalam pembinaan siswa di sekolah maupun madrasah. Kegiatan kolaboratif antara DISDIKPORA, YKAKI, dan tenaga pendidik ini juga menjadi momentum penting dalam membangun lingkungan belajar yang sehat, peduli, serta bebas dari perundungan (bullying) baik di dunia nyata maupun di ruang digital.
Kepala MAN 1 Yogyakarta, Edi Triyanto, S.Ag., S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting dalam memperkuat peran guru sebagai pendamping tumbuh kembang remaja. “Di tengah kompleksitas dunia digital dan tantangan psikososial yang dihadapi anak-anak, pendidik perlu memiliki wawasan yang mendalam, tidak hanya tentang akademik, tetapi juga tentang kesehatan mental dan empati. Kegiatan ini membuka ruang bagi guru untuk memahami lebih jauh bagaimana mendeteksi gejala awal kanker pada anak dan mendampingi remaja membangun harga diri serta penerimaan diri.” (kei)