Yogyakarta (MAN 1 Yogya)— Pagi ini, Jumat 31 Oktober 2025, lantunan ayat suci menggema dari dalam kelas hingga ke halaman madrasah. Di tengah suasana syahdu itu, satu nazar ditunaikan dengan penuh rasa syukur: membaca Surah Al-Kahfi di hari Jumat. Nazar ini milik Wafi Nidaulhaq, alumni MAN 1 Yogyakarta yang hari ini resmi menuntaskan janjinya setelah diterima di Universitas Airlangga, Program Studi Kearsipan dan Informasi Digital.
Wafi, yang dulu dikenal sebagai murid XII PK 2 dan lulusan tahun 2025, menempuh jalur lintas jurusan saat mendaftar UTBK—sebuah langkah berani yang diiringi dengan keraguan, ketekunan, dan kekuatan doa. “Saya merasa belum cukup matang secara akademik, jadi saya menguatkan lagi jalur langitnya,” ungkap Wafi dengan senyum tenang.
Nazarnya bukan sekadar ritual, tetapi simbol kemenangan batin dan pembuktian bahwa ikhtiar yang tulus tak pernah sia-sia.
Bagi Wafi, MAN 1 Yogyakarta bukan sekadar tempat belajar. “Mansa sudah saya rasa seperti rumah saya,” tuturnya. Ia mengenang guru-guru yang ramah, terbuka, dan selalu suportif. Dari ruang kelas hingga organisasi, dari pagi menyapa guru hingga sore berdiskusi bersama teman, semua menjadi mozaik kenangan yang akan dirindukan. “Yang paling saya rindukan adalah belajar bersama teman-teman, berorganisasi, dan menyapa guru ketika berangkat pagi,” katanya lirih, seolah menahan haru.

Dalam balutan kesederhanaan, Wafi menyampaikan pesan penuh makna untuk generasi penerus Mansa: “Belajar dengan giat, karena pintar saja tidak cukup. Orang pintar akan kalah dengan orang yang giat. Dan perkuat juga jalur langitnya.” Ia menekankan pentingnya niat yang lurus, ridho orang tua dan guru, serta semangat yang tak padam dalam menuntut ilmu. “Semangat untuk menggapai impiannya, senantiasa perkuat niat menuntut ilmunya, memohon ridho dari orang tua, guru dan orang-orang di sekitar untuk setiap langkahnya.”
Kepala MAN 1 Yogyakarta, Edi Triyanto, S.Ag., S.Pd., M.Pd., turut memberikan apresiasi atas pencapaian Wafi. “Wafi adalah contoh murid yang tidak hanya cerdas, tetapi juga rendah hati dan konsisten dalam ikhtiar. Ia menunjukkan bahwa keberhasilan bukan hanya soal nilai, tapi juga tentang karakter dan spiritualitas,” ujarnya. “Kami bangga memiliki alumni seperti Wafi. Semoga kisahnya menjadi inspirasi bagi seluruh murid Mansa untuk terus berjuang dengan semangat dan keikhlasan.” (dee)
 
                        
                         
                                