Yogyakarta (MAN 1 Yogya) – MAN 1 Yogyakarta memperingati Hari Santri Nasional 2025 dengan upacara yang berlangsung di halaman utama madrasah. Upacara ini diikuti oleh seluruh murid kelas 11 dan 12 bersama para guru dan karyawan, dengan Hanif Latif, S. Pd. I. sebagai Pembina Upacara. Sementara itu, murid kelas 10 mengikuti upacara Hari Santri Nasional di Balai Kota Yogyakarta.
Tema Hari Santri Nasional 2025 adalah "Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia". Tema ini menjadi fokus utama dalam amanat Menteri Agama yang dibacakan oleh Pembina Upacara. Dalam amanatnya, Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA., menyampaikan duka cita atas musibah wafatnya 67 santri di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, dan berpesan agar musibah seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan.
Dalam amanatnya, Menteri Agama juga berharap generasi muda Indonesia ke depan banyak diisi oleh anak muda lulusan pesantren yang cerdas moral dan spiritual, serta intelektual. Pesan penting lainnya adalah agar para santri menjadi pribadi yang berilmu, berakhlak, dan berdaya-guna. Selanjutnya, para santri tidak boleh sekadar menjaga tradisi pesantren, tetapi juga menguasai inovasi zaman. Terlebih lagi, di era modern ini, para santri harus menyuarakan pesantren ke ruang publik, ke dunia kerja, ke ranah internasional. Santri harus menunjukkan bahwa dirinya mampu menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton.
Kepala MAN 1 Yogyakarta, Edi Triyanto, S. Ag., S. Pd., M. Pd., dalam kesempatan terpisah menyampaikan bahwa MAN 1 Yogyakarta telah lama menjadi pusat pendidikan yang mengintegrasikan pendidikan umum, nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. "Kami percaya bahwa santri-santri MAN 1 Yogyakarta memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan yang berakhlak mulia dan berdaya saing global. Mari kita jadikan momentum Hari Santri Nasional ini sebagai inspirasi untuk terus meningkatkan kualitas diri dan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa," ujar Edi.
Upacara Hari Santri Nasional 2025 di MAN 1 Yogyakarta berlangsung khidmad dan syahdu, dengan diiringi suasana mendung yang menambah kesakralan acara. Para peserta upacara tampak khusyuk dan serius mengikuti jalannya upacara, yang diakhiri dengan doa bersama. (luf)